Cerita Seks Sedarah - Puncak Orgasme Bersama Kedua Putri Mungilku


Belahandadar.blogspot.com - Cerita Sex Insest Sedarah Terbaru 2013 - Meraih Kenikmatan Puncak Bersama Kedua Putri Mungilku
Cerita Dewasa Bergambar Ngentotin Anak Sendiri yang masih puberAku sudah menjadi polisi hampir 20 tahun. Di pagi ini aku telah menyelesaikan shift malamku dan pulang ke rumah. 


Sesampainya di rumah aku melakukan hal yang rutin, sarapan satu mangkuk sereal dari gandum, pergi mandi, lalu tidur. Kamar tidur kami mempunyai tirai gelap untuk menahan sinar matahari, sehingga aku dapat tidur dengan mudah sepanjang hari, karena aku juga kebagian shift malam, maka tidur 8 jam yang baik sangatlah penting buatku. Setelah mandi, aku menggantungkan seragam, dan mengenakan jubah mandiku. Aku menuju ke sisi lain dari tempat tidur, tempatku sendiri. Dalam keadaan gelap, aku hanya bisa memandangi sebentar siluet tubuh dari istriku, lalu kuhempaskan diriku perlahan ke ranjang.

Aku melepaskan jubah mandiku dan merayap ke dalam tempat tidur, sudah dari tahun ke tahun kita menyepakati sebuah kode. Shift malam yang panjang dapat membuat anda benar-benar horny, dan aku juga menemukan bahwa berhubungan intim yang baik dapat membuat anda tertidur dengan perasaan bahagia. Jika aku membangunkan istriku dengan kasar maka dia akan menolak berhubungan intim dan memohon kepadaku untuk membiarkannya tidur. Sehingga rencanaku adalah bermain-main dengannya, membuatnya siap, tetapi juga dengan cara yang pelan dan halus.


Aku memulai dengan mengelus-elus lembut pahanya, sekedar gelitik kecil, hanya agar membuat dia merasa seperti dipijat secara pelan, aku tahu kalau dia juga suka disentuh, dan itu membuatnya terangsang. aku menghabiskan sekitar 10 menit untuk menjamah dan mengelusnya, lalu berhenti di belahan vaginanya. Aku tidak tergesa-gesa. Aku tahu, jika kaki-kakinya menegang dan agak membuka, maka dia pasti menginginkan lebih dari itu.


Hari ini terasa berbeda, dia mungkin benar-benar tertidur nyenyak atau, sengaja mempermainkanku, agar aku berbuat lebih dari itu, aku juga menyukainya seperti yang dia inginkan. Seperti yang aku katakan, aku tidak terburu-buru. Kadang-kadang kita bisa menghabiskan waktu dengan hanya saling belai. Setelah suatu 20 menit, aku mendapati sinyal darinya, suatu bisikan kecil, seperti seekor kucing mendengkur dari bibirnya, yang diikuti oleh suatu gerakan kecil, dan kaki-kakinya mulai melebar.


Sekarang pertama-tama kusentuh vaginanya dengan lembut, aku merasakan dia sengaja memakai celana dalam mininya. Sedikit nakal. Setelah 17 tahun pernikahan, dia masih sering memberiku kejutan, seperti kali ini.



Cerita Seks Sedarah
Aku dengan lemah-lembut menggosok vaginanya, di klitorisnya dengan jari, perlahan-lahan. Kain nya seperti sutera dan halus ditanganku. Kucari labianya, lalu kuselipkan tanganku dibalik celana dalamnya. Ya tuhan dia sudah basah. Aku masih tidak tahu apakah dia sudah sepenuhnya terjaga. tetapi tidak masalah, kita sering bermain-main seperti ini, tanpa satupun dari kita yang mengeluarkan sebuah kata-kata. Itu menambahkan sensasi. Biarlah imajinasi kita bermain.

Erangan kecil keluar dari bibirnya. Kini waktunya untuk ke tingkatan yang berikutnya. Tubuhku termasuk berotot, Aku bisa berlatih di dalam gimnasium berjam-jam pada waktu yang sama, otot-ototku sungguh ditempa, terutama tangan-tangan dan kakiku, besar sekali. Jari-jariku seperti sosis-sosis yang gemuk. Aku menyisipkannya, melebarkan bibir vaginanya dan mulai menyisipkannya pelan-pelan di liang vaginanya. Kudorong masuk dan kutarik secara perlahan-lahan, berkali-kali, liang vaginanya yang basah membantu jariku meluncur dengan mudah ke dalam.


Kadang-kadang dalam posisi ini dia sudah tidak tahan lagi, dan mengatakan: "Steve, segera setubuhi aku, masukkan penismu ke dalam sayang, aku sudah tidak tahan lagi!". Tetapi tidak ada apa pun hari ini, dia sudah memulai untuk mendorong dirinya sendiri ke jari-jariku, menginginkan lebih. Aku memasukkan 2 jariki di dalam liang vaginanya, dan dia mengerang lagi.


Dia bergerak sedikit punggungnya dihadapanku, Kaki kanannya sudah diangkat memberi aku akses lebih besar kepada vaginanya. Sekarang aku dapat benar-benar bermain. Dengan 2 jari di dalam nya, aku dapat mulai untuk mempermainkan ibu jariku di lubang duburnya bergantian dengan bibir vaginanya. Cairan vaginanya mulai membanjir, dan ibu jariku terus menggosok lembut lubang duburnya. Dia mulai menggerakkan tubuhnya maju mundur. Ibu jariku menggosok-gosok di lubang duburnya, sedangkan kedua jariku bermain di titik G-Spotnya. Aku melanjutkan gerakan ini sampai aku merasakan orgasmenya, tubuhnya gemetar, dan cairan vaginanya membanjir, tumpah ketanganku.


Hal ini harus kuperbuat, dan pengalaman sudah membuktikan bahwa memasukkan penisku yang berukuran 9 inci ke dalam vaginanya tanpa membuat dia orgasme dulu, dapat menyakitinya. Aku mencabut jari-jariku. Aku memposisikan diri dan perlahan lahan memasukkan penisku membelah liang vaginanya. Sangat tidak dipercaya vaginanya masih sesempit ini, tetapi karena sudah basah, maka pelan-pelan penisku mulai memenuhi liang vaginanya. Ada perasaan sedikit aneh ketika penisku masuk di liang vaginanya. 


Aku mulai melambatkan gerakanku. Dia suka sekali ketika vaginanya terasa penuh. Dia suka sekali ketika ujung penisku menyodok hingga mentok ke mulut rahimnya, dan liang vaginanya merengang lebar mengikuti bentuk otot-otot di batang penisku. Hanya beberapa sodokan, dia sudah menggeram, dan mengerang tanda orgasme kedua telah dicapainya. Aku tidak menyangka dia bisa orgasme lagi secepat ini, bahkan hanya dengan beberapa sodokan. Dia pasti sedang bermimpi erotis sebelumnya, sehingga dia bisa orgasme dengan cepat.


Salah satu bagian yang sensitif adalah puting susunya. Aku selalu menyentuh keduanya di saat terakhir, keduanya sangat sensitif. Aku memeluknya erat, tanganku menjamah kedua buah dadanya, jariku bersiap di puting-puting susunya. Kurasakan buah dadanya sangat membulat penuh. Buah dadanya hanya berukuran 34C, tetapi hari ini aku rasakan, buah dadanya sangat kenyal dan besar. Pikiranku mulai melayang, memikirkan perbedaan ini.


Dia mengerang dan mengejang di pelukanku, dengan berirama aku mengayunkan pinggulku, menyodok-nyodok liang vaginanya, tanpa kesulitan tak berapa lama kemudian dia telah mencapai orgasmenya lagi. Dia menjerit dan mengerang histeris dalam orgasmenya. Aku belum pernah mendengar dia seperti ini sebelumnya. Gerakanku terhenti sejenak.


Pada detik berikutnya dia mengatakan sesuatu yang membuat jantungku hampir copot!

"Jangan berhenti ayah, ini sangat menakjubkan!" 


Aku tercengang! Aku tahu bahwa tanpa suatu keraguan apapun, pada saat ini aku sedang memuntahkan benih di dalam kandungan salah satu putriku. Aku sangat shock, tetapi ini shock yang menyenangkan. Sudah ada keanehan sebelumnya, celana dalam mungil, buah dada yang besar dari biasanya, suara erangan dan jeritan yang belum pernah aku rasakan. Aku sekarang sadar kalau ini adalah Sandra, atau Sandie panggilannya, dia memang mempunyai buah dada yang paling besar di dalam keluarga ini. Aku pernah mendengar dari istriku kalau ukurannya mencapai 32E.



Cerita Seks Sedarah
Aku tahu ini salah, tetapi pada saat ini, penisku menjadi semakin keras, dan aku merasakan sensasi yang lain. Penisku menginginkan gesekan dan denyutan dinding-dinding vagina putriku, dan menyemburkan spermanya ke dalam liang yang menyenangkan ini! Sesaat aku bimbang. Di salah satu sisi aku ingin berhenti, tetapi keinginan yang lebih besar menyelimutiku, denyutan di penisku membuatku ingin berejakulasi! aku bergerak tanpa dapat terkontrol lagi, dan memang akhirnya penisku tidak dapat menahan lebih lama lagi, menyemburkan cairan putih kental, menyemprot dengan deras di liang vagina putriku, lagi dan lagi...aku mengerang, mengejang hebat!

Sandie sedang meraung dan menjerit pada waktu yang sama, Ya Tuhan, jeritannya bisa membangunkan seisi rumah! Dia sedang orgasme hebat, tubuhnya seperti meleleh, menyatu dengan diriku sendiri, menyatu dengan ayahnya sendiri!


Tubuhku terasa lemas, tidak mampu digerakkan, tetapi aku tahu aku harus bangkit. Tanganku hampir menjangkau sakelar lampu disisi tempat tidur. Tetapi Sandie berkata:

"Jangan nyalakan ayah, berbaringlah denganku di dalam kegelapan"

Aku mulai panik, Hukum kita menilai ini hal yang sangat serius. Dan ketika salah satu dari penegak hukum tertangkap menyetubuhi putrinya sendiri, maka dapat dipastikan aku tidak mungkin bisa lari dari jeruji penjara. Mereka akan mengurungku selama-lamanya!

Aku berkata "Sayang ayah sangat menyesal, aku mengira kalau kamu adalah ibumu, aku masih belum tahu apa yang sedang terjadi ini!"

"Ya ayah, ibu mendapat panggilan darurat subuh tadi, ada kasus yang perlu dirinya dan dia harus berangkat karena tidak ada yang dapat menggantikannya"

"Itu tidak menjelaskan kenapa kamu ada di tempat tidur ayah ibumu?"

"Maafkan aku ayah, kemarin malam aku bersenang-senang dengan beberapa teman sekelasku, dan minum terlalu banyak, sehingga ibu menyarankan untuk tidur dengannya untuk meredakan sakit akibat mabuk semalam"

"Ayah sangat menyesal, sayang, Aku tidak tahu apa yang ada dipikiranku. Aku tidak pernah berniat membuatmu merasakan hal ini untuk pertama kalinya"

"Jangan kuatir ayah, aku sudah beraktivitas seksual selama setahun terakhir ini, dan ini bukan yang pertama kalinya bagiku."


Aku masih shock, aku tidak tahu harus berbuat apa ataupun berpikir, aku hanya tahu kalau penisku masih keras, ereksi, dan dan masih berada di liang hangat vagina putriku yang masih berusia 16 tahun. Tanganku masih sedang memegang dadanya, dan ya Tuhan, puting-puting susu mungilnya masih tegak menyembul. Aku menyadari kalau jari-jariku masih bermain di puting-putingnya. Apa yang harus kulakukan sekarang?


"Ayah, aku tahu kalau penis ayah masih ereksi, kumohon dapatkah kita melakukannya lagi? tetapi kali ini, aku ingin menghisap penismu, aku merasa penis ayah sangat besar. Aku hanya ingin menyentuhnya, melihatnya, dan menghisapnya barang sebentar".

Hari ini sangat penuh dengan kejutan-kejutan. Aku mendapatkan anak perempuan kecilku itu sudah beraktivitas seksual; dia sangat ahli dibandingkan dengan ibunya, secara bersamaan aku juga malu apa yang telah aku lakukan. Aku merasa ini akan menjadi sesuatu yang menakjubkan, selama tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.


"Sayang apa yang kita lakukan ini salah, tetapi sepanjang ini menyenangkanmu dan membuatmu nyaman, Ayah tidak mempunyai alasan untuk dapat menolaknya". 


" Oh Ayah, apakah ayah tahu bahwa aku selalu berfantasi, membayangkan penis ayah memenuhi liang vagina putrimu ini. Kadang aku terbangun dan mendengarkan ayah dan ibu, ayah sangat ahli dalam bercinta. Itu membuatku terangsang. Walaupun ayah telah berumur dan tidak remaja lagi, tetapi ayah tidak kalah dengan mereka semuanya. Sebaliknya, ayah sangat hebat dan perkasa, membuat putrimu ini menginginkan dan merasakan lagi, setubuhi putrimu ini ayah, aku ingin merasakan multi orgasme seperti yang aku rasakan tadi secepatnya!"

Aku perlahan-lahan mulai menggerakkan pinggulku lagi. Kurasakan penisku semakin keras, sekeras batang baja, aku jadi merasakan diriku kembali muda lagi. Sandie juga mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya, merespon dan menyambut sodokan-sodokan ayahnya sendiri, tak diragukan bahwa dia akan orgasme lagi. Sekarang dia benar-benar menjerit, mengerang dan terengah-engah hebat, tubuhnya mengejang tak terkendali, rintihannya terdengar indah di telinga ayahnya. Memberikan kenikmatan yang luar biasa baginya. Dia menggulingkan tubuhnya, penisku terlepas sejenak dari liang surganya.


"Ayah, jangan dulu klimaks, aku ingin merasakannya, muntahkan semuanya di wajahku"

Dia mengangkat tubuhnya, dan sensasi berikutnya sungguh luar biasa, aku merasakan penisku mulai memasuki mulutnya, kurasakan bibir mungilnya menelusuri seluruh dinding penisku. Aku merasa di surga!


"Ayah, bisakah ayah menyalakan lampu? Bisakah ayah menjangkaunya?".

Aku menyalakan lampu, dan disambut dengan pemandangan dari putriku yang berumur 16 tahun sedang berlutut, menghisap kepala penisku ke dalam mulutnya dia hanya bisa memasukkan penisku sekitar 3 inci ke dalam mulutnya, penisku sudah memenuhi seluruh mulutnya. Dengan sedkit latihan mungkin dia bisa seahli ibunya, dan bisa menelan penisku secara utuh di kerongkongannya. Aku memandangnya dan berpikir, dia terlihat sangat cantik sekali. Aku merasakan desakan-desakan di dalam kantung bolaku, merayap di saluran menuju ke batang penisku. Dia sedang menghisap dan menjilati kantung bolaku ketika penisku berkedut-kedut memuntahkan seluruh sperma yang tertahan dari tadi. Dia terpekik kecil, tidak menelan, dalam posisi ini dia memukul-mukulkan penisku di mukanya. Aku benar-benar menyemburkan cairan maniku di seluruh mukanya. Putriku berusaha menjilati dan menampung semua cairan maniku. Akhirnya dia telah mengumpulkan dan menghisap setiap tetesan yang terakhir, dia membuka mulut nya untuk menunjukkannya kepadaku dan lalu menelan nya, dengan satu tegukan.


" Oh Tuhanku! Sandie, bagaimana bisa kamu melakukannya dengan ayah!"

Aku menoleh kearah datangnya suara. Di depan pintu kamar aku melihat putri sulungku Melanie, berumur 17 tahun , dia memakai salah satu T-shirt lamaku, sedang menyilangkan kedua tangan di dadanya. Wajahnya menampakkan keterkejutan amat sangat!

Aku sedang duduk dengan punggungku bersandar di bantal, kaki-kakiku terpentang lebar, dan putriku berada di antara kaki-kakiku, telanjang dan hanya memakai celana dalam mini, tangan kanannya bahkan masih menggenggam penisku Aku tertangkap basah!. Apa yang aku lakukan sekarang?


Aku berbicara kepada Mel dengan tergagap "Ini tidak seperti yang kausangka sayang, aku mengira Sandie adalah ibumu"

"Jangan kuatir tentang dia yah, dia hanya cemburu, dia belum mempunyai seorang pacar di dalam hidupnya dan dia hanya cemburu karena aku memiliki penismu yang perkasa ini.”

Mel telah memasuki ruangan, dia sedang menatap pada penisku, yang sudah mulai melemas sekarang, tetapi masih dengan ukuran yang menakjubkan. Sandie memegang penisku di genggaman tangan kanannya seolah-olah segan untuk melepaskannya.

"Bolehkah aku menyentuhnya ayah?" Mel berkata

Itu adalah kata-kata yang pertama keluar dari mulutnya.

"Ya sayang, silahkan"


Perasaanku sudah campur aduk. Sekarang aku diantara kedua putriku yang berumur 16 tahun dan 17 tahun, di tempat tidurku memperhatikan penisku. Aku tidak mengetahui bagaimana caranya lari dari hal ini, otakku terasa kosong. Apakah Mel benar-benar masih perawan? Apakah dia belum pernah menyentuh penis sebelumnya?

Cerita Seks Sedarah - Puncak Orgasme Bersama Kedua Putri Mungilku

Dia seorang anak gadis yang rajin belajar. Sama seperti ibunya, dengan kepalanya selalu di buku dan terlalu serius untuk menerima semua yang akan terjadi atau hal-hal yang menyenangkannya. Dia jangkung seperti aku, tubuhnya ramping, seperti semua anak-anak perempuanku lainnya, dia juga mempunyai buah dada, kira-kira berukuran 32C aku pikir. Rambut pirangnya tumbuh sebahu, dan bagian yang terbaik di dirinya adalah kedua matanya, besar dan bercahaya. Inikah putriku sekarang? Dan kedua mata itu sekarang sedang mengamati langsung penisku, dan dia sedang mengagguminya, kepala penisku berwarna kemerahan dan setelah ejakulasi hingga dua kali, sekarang aku sedang berusaha keras untuk membuatnya tegak kembali, tetapi akan memerlukan lebih banyak waktu.
"Ayah, apakah memang selalu besar seperti ini?"

Sebelum aku bisa menjawab Sandie berkata

"Mel, saat ini penisnya masih dalam keadaan lemas, kamu perlu melihat ketika ia ereksi, benar-benar luar biasa!"


Ada rasa bangga ketika mendengar kata-kata tersebut, dan melihat kesungguhan di mukanya.

Aku bertemu dengan istriku untuk pertama kalinya di kampus pelatihan kepolisian, Jatuh cinta pada pandangan pertama. Menikah dan belum pernah berpaling dengan yang lain. Pada waktu itu kita sama-sama masih perawan dan aku masih perjaka, dan sejak itu kita saling mempercayai satu dengan yang lainnya.

Sekarang, disini, aku sedang berusaha untuk menyetubuhi putri sulung dan putri bungsuku sendiri, dan mereka sekarang mencoba membuat penisku kembali berereksi. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya memikirkan nafsuku sendiri, mengikuti arus kesenangan ini.


"Ayah, dapatkah kutunjukkan kepada Mel betapa nikmatnya menaruh penismu yang gemuk di dalam mulut ini" Sandie berkata.

"Aku pikir bahwa Mel dapat memutuskan apa yang dia inginkan untuk dilakukannya ketika dia merasa siap"

Lalu Mel maju ke depan dan mencoba untuk menjejalkan penisku ke dalam mulutnya sekaligus, dia langsung tersedak dan terbatuk dalam hitungan detik.

"Jangan seperti itu Mel!" Sandie berkata, "Seperti ini seharusnya" Dia kembali berlutut, meraih penisku dari mulut kakaknya dan dengan lemah-lembut mulai menghisap helmku. Dia memandang dengan senyum manisnya kepadaku dan Mel bergantian "Begitulah caranya"

Mel berusaha dan beberapa menit kemudian, dia sudah bisa menelan sekitar 5 inci penisku ke dalam mulutnya, air liurnya mengalir jatuh di batang penisku, tangannya sedang menggenggam dengan erat dan aku mengira aku akan ereksi lagi. Pada usiaku, aku sedang berpikir. Sulit sekali untuk kembali berereksi segera, tetapi keadaan ini telah menimbulkan sensasi yang tinggi.


Sandie telah melepas celana dalam mininya dan sedang menggosokkan tangan di celah vaginanya dan setiap dua atau tiga kali gosokan, dia memasukkan jari di dalam liang vaginanya, aku bisa melihat kombinasi antara maniku tadi dan cairan vaginanya, menetes diatas tempat tidur, lubrikasi membuatnya mudah untuk mengocok liang vaginanya sendiri.

Mel juga meremasi buah dadanya sendiri yang masih terbungkus T-shirt, dia menaik-turunkan kepalanya di penisku dan bermain di buah dadanya sendiri di waktu yang sama.

"Mel, apakah lebih nyaman kalau kau melepaskan kausmu itu" Aku berkata

"Ya Ayah, aku juga berpikir demikian" Dia berhenti untuk sebentar dan melepas kaus melewati kepalanya.

Aku sedang memperhatikan kedua putri ku sekarang, kedua-duanya menjamahi tubuhnya sendiri dan bermain di titik-titik sensitif mereka. Aku merasa disurga.

"Mel berhentilah sebentar, berbaringlah dan akan kutunjukkan padamu sesuatu yang aku tahu pasti kamu akan suka." Aku berpindah ke bawah tubuhnya dan menjalankan lidahku perlahan di atas celah vaginanya yang lembut, tetapi kemudian aku meningkatkan intensitasnya, sehingga lidahku mengenai klitorisnya. Tidak memerlukan waktu yang lama ketika dia mencapai orgasme pertamanya, dia menjerit dalam kenikmatan, dan menyemprot mukaku dengan cairan orgasmenya.


"Oh Ayah, rasanya sungguh nikmat, jangan berhenti" dia berkata

Aku berereksi penuh kembali. Sandie yang melihat penisku sudah siap kembali sedang berusaha untuk mengambil posisi, ketika dia berusaha keras memasukkan penisku di vaginanya, pemandangan itu sungguh lucu.

"Sandie, apakah kamu bisa berbagi dengan saudarimu dan memperbolehkan penisku memasukinya?

Mel menyadari bahwa dia bisa kehilangan keperawanannya dan aku melihat dia sejenak berpikir keras, tetapi dia telah memutuskan. Secepat kilat tangannya merebut penisku dari adiknya

"Ayah, apakah ayah akan menyetubuhiku dalam posisi misionaris?"

"Tidak sayang, aku berbaring dan kamu dapat berada diatas ayah, dengan cara itu kamu dapat lebih nyaman, akan sedikit sakit, maka pelan-pelan saja dan rilekskan dirimu."

Aku membaringkan tubuhku. Mel segera pindah berada di atas tubuhku, dengan vaginanya yang perawan hanya beberapa senti saja jauhnya dari batang penisku yang tegak mengacung. Sandie yang memegang penisku menyiapkannya untuk menembus selaput dara kakaknya. Aku merasa inilah keluarga, saling bekerja sama. Mel menurunkan dirinya pelan-pelan, dan aku sedang menyaksikan semakin banyak dari batang penisku menghilang di dalam vaginanya, sangat sempit, basah dan hangat. Aku mengharapkan Mel untuk berhenti, tetapi ketika sampai di daerah selaput daranya, dia hanya menurunkan pinggulnya hingga, batang penisku tenggelam hingga ke pangkalnya.

"Jangan kuatir Ayah" dia berkata "Aku kehilangan keperawananku sudah lama. Dengan tangkai sikat rambut kesenanganku "

Aku adalah mampu berbaring dan benar-benar memperhatikan kedua anak perempuanku, kedua vaginanya mulus tak berambut, seperti halnya ibu mereka, aku berpikir mungkin ibunyalah yang mengajari anak-anak perempuan kami menjaga kebersihan diri dengan mencukur rambut pubicnya setiap 2 minggu sekali.

Mel sedang menaik-turunkan pinggulnya diatas penisku, terkadang sengaja mengangkat pinggulnya agak tinggi lalu kembali membenamkan seluruh batang penisku di liang vaginanya yang hangat. Aku merasakan kalau dia sudah orgasme paling sedikit 3 kali. Cairan vaginanya membanjir di selakanganku. Sandie tidak mau ketinggalan, dia sedang menurunkan pinggulnya di mukaku. Saat ini benar-benar saat yang paling menakjubkan dalam kehidupanku. Kujilati celah vaginanya, dapat kurasakan kombinasi rasa antara sisa maniku dan cairan vaginanya sendiri.

Dia sedang menggeliat, mengejang menahan kenikmatan yang datang dari lidah ayahnya sendiri. Seperti mengendarai tongkat Pogo. Aku teringat, ketika pada suatu Natal, mereka keduanya mendapatkan tongkat Pogo, dan ketika mereka bermain aku berlarian untuk menjaga mereka agar jangan sampai terjatuh. Dan sekarang ini mereka sedang menaik-turunkan tubuhnya diatas tubuh ayahnya seperti mengendarai tongkat Pogo. Sungguh fantastis!

"Ayah" Sandie berkata "Dapatkah ayah bermain di lubang duburku, aku menyukainya ketika ayah melakukannya tadi pagi"


Lidahku berpindah diatas lubang duburnya, membuatnya semakin basah. Aku menggunakan kedua tanganku,kulebarkan pantatnya dan jariku mulai bermain di vaginanya. Sementara kuselipan satu jari ke dalam lubang duburnya. Tanpa menunggu lama, Sandie mengalami orgasme hebat, cairannya menetesi mukaku.


Tak lama kemudia penisku sendiri tidak mampu menahan desakn gelombang orgasme dari dalam. Menyemprotkan maniku dengan kuat di rahim putriku, berkedut-kedut, memerasnya hingga tetes terakhir. Mel ambruk diantara tubuhku dan adiknya. Nafas kami bertiga seperti habis berlari marathon.


Perasaanku bercampur baur jadi satu, tetapi ada rasa kepuasan yang menguasai emosiku.

"Anak-anak, kita tidak bisa diam seperti ini, aku ingin kalian berdua segera bangun dan mandi. Setelahnya segera kembali lagi kemari"

Satu jam kemudian kita bertiga berbaring di tempat tidurku, dengan sprei yang sudah diganti. Banyak sekali yang akan didiskusikan, tetapi sekarang aku benar-benar memerlukan waktu untuk tidur.

Namun aku tahu, setelah semuanya yang telah terjadi, aku tidak mungkin bisa membiarkan diriku tertidur.


End..??

0 komentar:

Posting Komentar